Cerita Pendek: Tes Hafalan Bahasa Arab
Matematika adalah pelajaran faforit saya sewaktu SMP, karena di dalam mata pelajaran ini saya bisa mengukur kemampuan seberapa cepat dan akurat mengerjakan tugas perhitungan. Seringkali ada banyak tawa ketegangan dan rasa haru saat ada pengujian siswa maju ke depan, ada yang bermenit-menit kebingungan, ada yang kena marah pak guru, ada yang melawak, bahkan ada yang hampir menangis.Sdikit gaduh suasana kelas kala itu, guru mata pelajaran matematika tidak hadir di sekolah, tapi entah mengapa justru tiba-tiba Bapak Kepala sekolah masuk ke kelas dan melakukan bimbingan belajar, suasana berbeda di tunjukan oleh Kepala Sekolah, Beliau menceritakan hal-hal di dunia yang belum kita ketahui seperti suasana di negara lain, kami hikmat menyimak, karena informasi dunia luar belum banyak masuk karena saat itu belum berserakan smartphone, bahkan orang dewasapun jarang ada yang memiliki handphone.
Suasana bahagia di ciptakan oleh bapak kepala sekolah, bahkan beliau menyempatkan diri memberikan pertanyaan kuis dan berhadiah sejumlah uang, semua semangat menjawab, mungkin di dalam kelas hanya saya yang tidak berani mengacungkan tangan, kenapa? Masalahnya adalah pertanyaan yang di ajukan adalah seputar bahasa Arab , yang sama sekali saya kurang mengerti,maklum hanya saya disini yang lulusan SD, selebihnya alumnus MI(Madrasah Ibtidaiyah).
Di akhir sesi, Pak Kepala Sekolah memberikan tugas di rumah untuk menghafalkan 25 kata Arab beserta artinya. Waktu satu minggu di berikan, kata beliau minggu depan akan menguji satu per satu murid di kelas ini, jadi harap untuk di perhatikan dan di hafalkan di rumah. Penghafal adalah bukan tipe saya, entah karena lupa atau sengaja melupakan tugas itu saya benar-benar tidak ingat satupun, catatan entah dinmana, ahhh paling Pak Kepala Sekolah juga lupa menagih janjinya, dia kan baru kali ini ke kelas kami.
Tepat satu minggu berlalu, jam pelajaran matematika akan di mulai, lagi-lagi pak guru matematika belum terlihat, hati saya berdebar jangan-jangan Kepala Sekolah datang lagi. Secara cepat saya menyusun strategi, strategi pertama adalah ke toilet cuci muka, beli minyak rambut di kantin, tata rambut biar rapi, pinjam jam tangan dan juga minta parfum ke teman wanita, hal ini saya lakukan agar terlihat lebih dewasa nantinya. Kedua yaitu berpindah tempat duduk dari paling belakang menuju paling depan persis di hadapan guru, hal ini saya lakukan karena biasanya anak yang di tunjuk terlebih dahulu adalah yang di belakang.
Pak Kepala Sekolahpun datang, tidak seperti biasanya kali ini saya beri sambutan sebagai ketua kelas dan hal ini saya lakukan seakan-akan saya terlihat lebih dewasa. Duduk tegap , senyum dan tatapan mata tiada henti menuju Pak Kepala Sekolah, hal ini agar beliau tidak menatap ke saya, juga seakan-akan saya sudah bisa menguasai hafalan itu. Satu persatu semua di panggil dan anehnya mereka semua hafal dan lancar dalam berucap, Sebenarnya hati ini berdebar sangat kencang bersiap akan di cemooh oleh semua. Tapi keajaiban datang, pak kepala sekolah menanyakan: "Apakah Semua Sudah Maju?" Teman-teman menjawab "Sudah Pak..." (Padahal hanya saya seorang yang belum maju ke depan).
Sungguh perasaan lega sang teramat sangat,setelah pak kepala sekolah menutup sesi tersebut malah saya di ajak ke kantor, wuaduhhhh ada apa ini, dalam perjalanan menuju kantor pak kepala sekolah menyanjung kelas kami, katanya hanya kelas kami yang bisa hafal semuanya, katanya suruh melanjutkan prestasi tersebut. Sesampainya di kantor guru,saya di berikan titipan tugas matematika yang lupa beliau serahkan, sayapun membawa tugasnya ke kelas.
Teman-teman di kelas kebingungan,pasalnya soal seperti itu belum pernah di bahas dan tak satupun dari mereka bisa mengerjakan. Ndilalah (kebetulan) secara ajaib saya sendiri tahu apa maksud soal tersebut dan bisa menjaab dengan sempurna. Karena saya sudah merasa tertolong, jawaban soal matematika saya tulis di papan agar semua bisa menyalinnya, tapi entah kenapa mereka semua tidak sadar kalau saya belum maju ke depan di sesi pak kepala sekolah tadi. Entahlah,mungkin takdir. :)
0 Response to "Cerita Pendek: Tes Hafalan Bahasa Arab"
Posting Komentar